Friday, September 9, 2016

My Love for Magazines



"I find my inner peace when reading magazines," - me
Ayo, siapa yang masih membeli dan membaca majalah? 

Seorang teman terkesan amazed ketika mengetahui saya masih berlangganan dan membaca majalah. Yap, saya adalah pelanggan majalah Cleo terbitan Femina Group sejak dua tahun terakhir. Sebelumnya, saya berlangganan majalah Cita Cinta dan Reader's Digest.


Menurut teman saya, seiring dengan perkembangan media online dan social media, kebiasaan saya terbilang jarang alias langka. Sudah jarang menemukan orang yang membeli dan membaca majalah. Kalau yang numpang baca dan lihat-lihat di toko buku mah banyak. 

Suami pun juga berpendapat demikian karena dia merasa mendapatkan banyak informasi secara online. Dia terheran-heran saya bisa membeli 2-4 eksemplar majalah setiap bulan.

Ada yang masih memiliki kebiasaan seperti saya?

Well, membaca majalah merupakan kebiasaan saya sejak masih piyik. Tentu familiar dengan majalah Bobo, tabloid Fantasi, dan Donal Bebek kan? Saya pembaca majalah Bobo hingga awal masuk SMP, sebelum beralih ke majalah Kawanku. Maklum, memasuki usia ABG dan merasa majalah Bobo buat anak-anak.

Saya mengenal majalah Kawanku karena sering main ke rumah sahabat. Sahabat saya punya kakak perempuan yang sudah remaja dan dia membaca majalah Kawanku. Saya yang masih pakai rok merah mulai baca-baca majalah remaja dan meninggalkan majalah Bobo.

Kemudian saya berganti bacaan ke majalah Gadis hingga SMA. Awal kuliah saya ngerasa majalah Gadis itu udah nggak cocok sama saya, saya pun beralih ke majalah GoGirl!. Bisa dibilang, saya berganti-ganti majalah seiring dengan pertambahan usia.

Pernah juga menjadi pembaca setia majalah franchise Girlfriend dan Seventeen, yang sayangnya sudah bertahun-tahun tidak beredar di Indonesia. Tentu ngga ketinggalan majalah Cosmogirl keluaran MRA Media.

Jelang lulus kuliah, saya mulai membaca majalah Cita Cinta sampai sudah bekerja hingga menikah. Saya mulai ngga sreg dengan content Cita Cinta dari sisi gaya bahasa dan topik tulisan. Sempat berlangganan majalah JOY dan Reader's Digest hingga akhirnya saat ini berlangganan majalah Cleo.

Belum lagi tumpukan majalah HAI yang menjadi referensi saya saat masih bekerja sebagai freelance reporter. Saya pun bercita-cita bekerja sebagai reporter majalah cewek ketika masih sekolah. Tetapi, saya berubah pikiran dan memilih berkarier di suatu perusahaan media cetak ekonomi yang serius.

Buat saya, membaca majalah itu adalah suatu kebutuhan karena informasi yang disajikan lebih mendalam dan estetikanya lebih indah. Membacanya juga enak, bisa beragam posisi, ngga perlu paket data, dan ngga bikin sakit mata, hehehe.

Ketika membuka plastik pembungkus majalah, hmmm.. smell that freshly printed magazine! Kinda weird tetapi saya suka mencium bau majalah baru lho!

Kenapa berlangganan? Tahu ngga, harga majalah secara berlangganan lebih murah dan dikasih hadiah pula. Selain itu, majalahnya dikirim duluan sebelum beredar di lapak abang-abang.

Saya juga membeli majalah selain Cleo, yaitu Looks dan terkadang JOY. Budget belanja majalah bisa di bawah Rp100 ribu setiap bulan kalau lagi pengen banyak bahan bacaan. 

Saya ngga pernah beli majalah high profile seperti Dewi, Clara, Female, Harper's Bazaar, Cosmopolitan dll karena ngerasa ngga cocok dengan profil saya dan too much fashion spread. Saya beli majalah tuh buat dibaca, more articles are better, bukan untuk dilihat-lihat aja dan berakhir dijual ke tukang barang bekas.

Selain itu, saya tahu banget bisnis media cetak sedang slow down bahkan banyak yang tutup dan mengembalikan lisensinya. Apalagi saya pernah berkarier di industri media dan tahu bagaimana struggling-nya bisnis ini. Ya anggap saja saya mengapresiasi kerja keras pada awak media dengan membeli dan membaca karya mereka.

Buat perusahaan media cetak, terutama majalah, kasih service yang bagus dong buat para pelanggan. Sudah tahu susah menjaring pelanggan, jangan sampai mereka berhenti langganan karena majalah sering telat dikirimkan. Sesekali kasih bonus, mengadakan gathering, atau dikasih undangan event juga boleh, hehehe. 



11 comments:

  1. aku aneka yess gadis trus kuliah baru cita cinta ama chic itu
    tapi sedih ya banyak yang tutup seperti chic hikz

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iya, saya juga sempat baca Chic sebelum akhirnya majalah itu stop terbit. Susahnya media cetak bersaing dengan industri online, :(

      Delete
  2. Aku jarang beli majalah. Paling sesekali beli national geographic (termasuk majalah bukan ya) yang temanya lagi cocok denganku. Jadi pingin beli majalah macam rider digest gitu.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. NG termasuk majalah kok, hehehe. Bahkan redaksinya di bawah Gramedia Group of Magazine. Selain majalah lifestyle, perlu diimbangi dengan majalah dengan isu serius seperti NG atau Reader's Digest, hehehe

      Delete
  3. Aku....aku...dari setiap usia aku teteup beli majalah barusan beli majalah kawanku yg sdh kadaluarsa grgara covernya zayn malik wkwkwk....aku suka baca cerpen2nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, bonusnya beli majalah itu kualitas fotonya bagus. Masih bisa didokumentasikan lagi, hehehe

      Delete
  4. Aku termasuk orang yang suka banget beli majalah.. Ganti2an sih belinya.. kadang Femina..Kartini..Tabloid Nova..Reader Digest.. Belakangan aku hanya beli Intisari (tidak setiap bulan) dan BOBO (setiap minggu).. Kalo BOBO aku beli tiap minggu..selain sampe tuwir gini masih suka BOBO yang ceritanya byk pesan moral..BOBO aku hadiahkan juga buat ponakanku.. Aku bacanya gantian sama ponakan..hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, keren masih baca majalah Bobo sampai saat ini. Ini nih ortu jaman sekarang tetap harus memperkenalkan majalah Bobo buat anaknya. Cerpen-cerpennya juga sarat pesan moral.

      Delete
  5. Ah, aku juga suka banget majalah, mbak :__D dari kecil aku pengen banget punya (redaksi) majalah sendiri. Aku suka bikin majalah sendiri dari kertas A4 yang dilipet trus ditulisin konten. Sekarang aku juga nganggap blog sendiri sebagai "majalah" untuk diisi. Hehehe...

    Satu yang bikin aku nggak beli majalah lagi ya karena masalah budget sih. Ngga aku prioritasin lagi. Majalah masih banyak yang bagus, tapi kontennya juga shortlived, jadi sayang, mending aku beliin buku. Biarpun masih suka kepo sesekali.

    Sekarang ini saya seneng sih liat majalah yang terbitnya annual gitu, kayak Monocle atau Kinfolk. Tapi harganya, booo.... :))

    ReplyDelete
  6. Wah... samaaa nih mbak.. saya juga masih langganan majalah.. sama pula langganan nya majalah Cleo :). msh suka baca majalah, walaupun memang lbh sering maen sosmed sih skrg.. hehe. Baca postingan ini berasa sejiwa banget deh hehe. Smoga majalah kesayangan kita bisa terus eksis yah, sedih pas tau majalah yg dulu2 suka baca udah ga terbit lg hiks2

    ReplyDelete
  7. Aku langganan Bobo pas kecil, lalu Fantasi dan Keren Beken. Setelah itu nggak langganan tapi hampir tiap bulan rutin beli majalah Aneka Yess. Trus setelah itu baru deh kebanyakan numpang baca karena kakak sepupuku udah langganan gadis, cosmogirl, trus femina. Kalau sekarang udah jaraaang buanget baca majalah. Paling banter baca inflight magz kalau lagi di pesawat.

    ReplyDelete

Halo, terima kasih sudah mampir dan membaca. Silakan tinggalkan komentar pada kolom comment di bawah. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus.