Wednesday, December 30, 2015

2015: What a great year!


Posting terakhir pada tahun ini. Rasanya senang sekali bisa kembali blogging, menuangkan pemikiran dan berbagi pengalaman. Saya juga dipercaya untuk menjadi guest writer untuk blog teman saya, Annisa Steviani, mom blogger yang lagi naik daun.

Saya memaknai tahun ini sebagai perjalanan hidup yang "roller coaster" ditandai dengan berakhirnya karier saya di Bloomberg TV Indonesia. Such a sad loss!

Tetapi, saya memberanikan diri untuk out of my comfort zone dan banting stir bekerja di corporate. No more media life!

Itu peristiwa penting sepanjang tahun ini di samping setiap momen berharga yang saya habiskan bersama suami.

Saya berharap masih diberikan umur panjang, kesehatan, rezeki yang tak putus mengalir, serta kesempatan memiliki buah hati, amin.

Tuesday, December 29, 2015

Review: Black Garlic ID


Bring restaurant dishes to your home? Black Garlic will help you!

Black Garlic adalah bisnis paket bahan makanan yang dirintis pakar kuliner kondang William Wongso. Terjamin dong kesegaran bahan dan resepnya.

Paket bahan makanan terdiri dari dua macam: Express (2 porsi) dan Family (4 porsi). Paket Express seharga Rp100 ribu per menu sedangkan paket Family harganya Rp150 ribu per menu.

Saya memesan dua menu makanan dari Black Garlic, berbekal voucher dari Glamizka senilai Rp125 ribu. Kodenya BLACKGLAM, berlaku sampai 31 Desember 2015. 

Kedua menu tersebut seharga Rp100 ribu masing-masing. Saya tertarik ingin memasak japanese food: Teriyaki Udon dan Gyudon with stir-fry bean sprouts. Kardus coklat dengan logo Black Garlic diantarkan ke kantor sehari sebelum libur Natal.



Ketika kardus dibuka, di dalamnya masih dilapisi dengan sterofoam dan ice gel pack untuk menjaga bahan makanan tetap dingin. Black Garlic memberikan bonus sekotak cookies sebagai kado Natal. Wah, service-nya kece nih. Mereka juga memberikan resep lengkap dengan gambar step by step memasak.

Black Garlic juga memberikan petunjuk penyimpanan bahan makanan berdasarkan stiker yang ditempel di plastik kemasan. Ada stiker biru untuk disimpan di freezer, stiker merah untuk disimpan di suhu ruangan, dan stiker hijau untuk disimpan di kulkas.



Berikut review saya untuk paket ready to cook ala Black Garlic:
+ Takarannya very generous! Untuk menu Gyudon, saya hanya memakai setengah porsi buncis, toge, bawang putih, bawang bombay, dan soy sauce.
+ Bahan makanan dikemas dengan sangat baik, dengan stiker petunjuk penyimpanan makanan. Sayangnya, satu buah telur pecah, hehehe.
+ Satu menu bisa menghasilkan beberapa makanan. Saat memasak Gyudon, terdapat empat macam makanan: gyudon dan nasi putih, telor mata sapi, tumis buncis-toge, dan chicken katsu. Menu Tempura Udon, selain udon juga ada tempura udang.
+ Rasanya cukup enak, takarannya masih bisa disesuaikan dengan selera.
+ Free ongkir untuk Jabodetabek!




- Menu masakannya cukup rumit
- Butuh persiapan lebih dari waktu yang disebutkan pada resep
- Takaran bahan yang generous bikin makanan melimpah padahal buat makan dua orang. Akhirnya, hanya dipakai setengahnya.
- Harganya lumayan merogoh kocek tetapi worth it dengan kualitas dan kuantitas porsi makanan yang dihasilkan.
- Ada bahan makanan yang perlu diolah sendiri alias masih harus potong bawang, buncis, atau wortel sendiri. 
- Harus dipesan dua hari sebelumnya alias tidak bisa same day delivery.





Black Garlic ini bisa banget diorder kalau lagi pengen masak masakan ala resto. Dijamin enak karena resepnya diracik oleh Chef William Wongso.

Wednesday, December 23, 2015

Lip colors of the 2015

"Wear pretty lipstick and smile!"
I am so excited to write this kind of post. It is about my favorite stuff, lipstick! I am huge fan of anything that lip related and writing about it is so fun!

Honestly, saya agak trauma menggunakan liquid lipstick karena pengalaman memakai NYX Soft Matte Lip Cream yang bibir kering dan cracking.

Tetapi, sepertinya masalah brand-nya saja. Ternyata ada brand kosmetik yang memiliki produk liquid lipstick yang nggak bikin bibir cracking, plus harganya cukup terjangkau.

As you know, beberapa bulan terakhir, saya menjadi guest writer buat blog teman saya, Annisa Steviani di www.annisast.com, dengan tag #SelasaCantik.



These are my favorite lipsticks this year. 

Bourjois Rouge Edition Velvet in Happy Nude Year



Why I love it:
+ Warnanya favorit bener, pink yang kalem
+ Teksturnya lembut seperti mousse
+ Doe-foot applicator yang friendly, mudah digunakan untuk mengulas lipstick
+ Transfer free!
+ Staying power-nya lama, bisa lebih dari 5 jam!
+ Warnanya juga pigmented
+ Not drying your lips!
+ Not cracking 
+ Efeknya matte

LA Girl Matte Flat Finish Pigment Gloss in Bazaar



Why I love it:
+ Harganya murah! Cuma Rp60 ribuan
+ Warnanya pigmented, sekali ulas langsung "keluar"
+ Meskipun sticky, hasilnya matte
+ Varian warnanya banyak!
+ Doe-foot applicator-nya mudah digunakan juga
+ Tekstur liquid lipstick ini cair, nggak cream atau mousse banget
+ Staying power-nya bisa berjam-jam

Colourpop Lippie Stix in I Heart This


Why I love it:
+ Hasil akhir matte
+ Stick-nya glide perfectly on my lips
+ Staying power-nya bisa berjam-berjam
+ Varian warnanya banyak!
+ Bentuk stick-nya langsing dan nggak memenuhi makeup pouch
(Review-nya bisa dibaca di sini)

Where to buy



Monday, December 21, 2015

Staycation at Kosenda Hotel


Akhirnya, saya berkesempatan merasakan menginap di hotel hits ini. Saya mendapatkan rate di bawah harga rata-rata, yakni sekitar Rp834 ribu per malam di Rajakamar.com sedangkan biasanya rate semalam di atas sejutaan.

Ekspektasi saya cukup tinggi terhadap hotel ini. Apalagi setelah sebelumnya membaca banyak review dari para lifestyle slash food blogger tentang hotel yang terletak di Jl. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat ini.

Saya menginap dalam rangka merayakan ulang tahun suami yang ke-31. Tahun lalu, kami berkesempatan merayakan his thirty di Bangkok, Thailand.

Oleh karena fluktuasi nilai tukar yang tak menentu, kami memutuskan tidak jalan-jalan ke luar negeri sepanjang tahun ini. Tahun ini kami hanya sekali cuti dan berjalan-jalan ke Bali pada Mei lalu.

Saya tiba di Kosenda Hotel sekitar pukul tiga sore. Tidak perlu waktu lama untuk check in. Resepsionis hanya meminta saya memperlihatkan KTP dan meng-copy-nya. Sembari menunggu kamar dipersiapkan, saya disuguhkan segelas kecil jus jambu yang menyegarkan.



Saya mendapatkan kamar di lantai 6, tepatnya kamar nomor 603. Saya request kamar di middle floor, lantai yang aman dari berisiknya Waha Kitchen di lantai dasar dan Awan Lounge di rooftop.

Saya juga diberikan complimentary wifi dan breakfast di Waha Kitchen esok paginya. Wifi-nya sangat memuaskan. Very speedy!

Bagaimana dengan kamarnya? So artsy! They really pay attention to details. Feel-nya bukan seperti berada pada kamar hotel pada umumnya tetapi feel homey! Kamar mandinya juga tembus pandang, hehehe. Walau ukuran kamar petita yang memang petite alias tidak begitu luas, semua terasa pas. Ada iPod dock juga buat yang pengen mendengarkan musik.

Sayangnya, toiletteris-nya bukan lagi Khiel's seperti yang pernah diulas oleh Hans Danial di sini. Mereka memakai merek yang berasal dari Singapore. Agak kecewa sih.










Saya baru makan malam pada Minggu (13/12) pukul 01.30 pagi! Ternyata, Waha Kitchen masih buka dan menerima order. Saya memesan makanan seperti kwe tiaw sedangkan suami memesan nasi goreng nyonya alias nasi goreng ayam. Untuk minum, kami kompak memesan strawberry ice tea.

Rasa makanannya biasa saja dan tidak cukup istimewa. Yang menyedihkan adalah harganya yang overpriced! Untuk dua porsi makanan dan dua gelas minuman, kami menghabiskan biaya sebesar Rp300 ribuan.




Pagi hari, saya kembali sarapan di Waha Kitchen. Pihak resto mempersilahkan tamu yang menginap di hotel untuk memilih satu menu ala carte dari menu book dan bebas mengambil makanan dari buffet. Saya memesan egg benedict karena belum pernah mencoba makanan ini.

Well, dari plating dan presentation, egg benedict-nya mengecewakan karena terkesan plain dan less appetizing. Nggak ada hiasan yang hijau seperti peterseli atau coriander.



Overall, saya enjoy sekali menginap di Kosenda Hotel tetapi untuk menginap kembali, saya rasa tidak deh. Agak nggak worth it dengan harga yang terbilang tinggi tetapi tidak ada fasilitas kolam renang.

Friday, December 11, 2015

Review: Berrykitchen's Ready to Cook


Cooking should be fun, right? 

Apalagi memasak untuk kesayangan, ditambah bumbu cinta dan keikhlasan. Keinginan memasak itu terkadang angot-angotan alias tergantung mood. Pemicunya adalah harus belanja bahan-bahan makanan yang segar, harus punya bumbu-bumbu komplit, dan mesti hafal resepnya.

Pengalaman saya, belanja ini-itu, yang terpakai untuk memasak maksimal setengahnya. Sisa bahan makanan seringkali terbuang karena kualitasnya sudah tidak bagus atau membusuk di kulkas. Sayang, ngebuang makanan sia-sia. Padahal saya memasak hanya untuk dua porsi dan anti sekali makan menu yang sama berulang kali dalam sehari.

Kemudian, saya menemukan ada tren baru di dunia online, yaitu paket bahan makanan yang dijajakan oleh Berrykitchen dan Black Garlic. Paket Berrykitchen namanya Ready to Cook yang adalah diversifikasi lini binis startup yang fokus pada catering dan bento ini.

Pilihan menu Berrykitchen berganti sekali sepekan. Mereka mengajak Kokiku TV, channel YouTube lokal yang bertema masak-memasak dan Chef Arimbi Nimpuno. Harganya berkisar Rp30 ribu hingga Rp90 ribu per menu.

Black Garlic adalah hasil rintisan William Wongso, pakar kuliner termuka di Indonesia. Paketnya terdiri dari menu express dan family, dibedakan berdasarkan porsi makanan. Harga menu express sebesar Rp100 ribu untuk dua porsi sedangkan menu family Rp150 ribu per menu untuk empat porsi.


Menu paket Black Garlic, menurut saya, cukup rumit kalau membaca dari nama makanannya. Ada menu yang menyajikan satu jenis makanan, ada juga yang mencakup dua jenis makanan.

Saya pun tertarik mencoba menu Berrykitchen yang sempat membagikan 1.000 paket dua menu bahan makanan secara gratis pada November lalu. Saya mendapatkan bahan untuk memasak kung pao chicken dan cap cay seafood.
Bahan yang diberikan so generous! Ada resep yang disertakan dalam box yang ternyata nggak susah dipraktikkan.


Kung Pao Chicken ala Berrykitchen RTC

Cap Cay Seafood ala Berrykitchen RTC

Pekan lalu, Berrykitchen merilis resep yang dikreasikan oleh Chef Arimbi Nimpuno. Saya pun memesan dua menu, yaitu Swedish Meatballs dan Korean noodle Jap Chae. Menu yang saya pilih untuk dimasak saat weekend.


Paket RTC Swedish Meatballs

Voila! My own Swedish Meatballs

Paket RTC Jap Chae

Jap Chae
Untuk menu Swedish Meatballs, pastanya kurang banget! Saya akhirnya memasak pasta tambahan dan meatballs dibagi dua menjadi lima bakso masing-masing. Suami saya kurang cocok dengan makanan Eropa, dia sakit perut sehabis makan Swedish Meatballs.

Kalau Jap Chae atau bihun ala Korea, awalnya dirasa kurang mie-nya ternyata cukup banget buat dimakan berdua. Apalagi bahan pelengkapnya so generous! Suami pun nikmat menyantap hidangan ini, his belly approved it!

Pros
+ Menu cukjup variatif
+ harganya cukup terjangkau
+ Same day delivery
+ Bahan masakan sudah ditakar
+ Resep mudah dipraktikkan
+ Rasanya enak
+ Tidak perlu menyiapkan bumbu lagi

Cons
- Perlu dicek sebelum disimpan di kulkas karena ada bahan yang nggak perlu dimasukkan, seperti minyak dan kecap
- Kadang estimasi waktu memasak meleset dari resep
- Porsi berdua tetapi ada yang cuma cukup dimakan satu orang

Kenapa nggak mencoba? Cocok yang pengen masak, feel the cooking experience tanpa repot belanja beragam bahan makanan and bring the restaurant dishes to your home.


Tuesday, December 8, 2015

My Holy Grail Lip Care

TBH, i was inspired by Alodita's writing about her lip care routine. It's so true that buat apa punya lipstick bagus dan branded tetapi dipulas pada bibir yang kering dan mengelupas?

Sebelumnya, saya sering bermasalah dengan bibir kering. Sudah beragam merek lip balm dan sejenisnya saya gunakan untuk mengatasi problem ini. Meskipun sudah pakai Vaseline Petroleum Jelly andalan, kadang masih saja mengelupas.

Vaseline Petroleum Jelly
Ternyata, saya baru menyadari jika lipstick juga berkontribusi pada masalah bibir. Dulu lipstick favorit saya adalah Color Show by Maybelline seri Nude Mocha. Sepertinya ada formula lipstick ini yang tidak cocok dengan bibir saya, ditambah lagi saya menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan ber-AC.

Kemudian, saya mencoba berganti lipstick ke liquid lipstick LA Girl. Saya sempat khawatir bibir akan bermasalah lagi seperti pengalaman buruk saya dengan NYX Soft Matte Lip Cream. Ternyata, kekhawatiran saya tidak terbukti! Bibir saya baik-baik saja meskipun saya hanya rutin menggunakan makeup remover dan petroleum jelly.

Gara-gara baca postingan inspirator terbaru saya, Hellua a.k.a. The Lipstick Mafia bahwa dia menggunakan lip balm lokal Evete Naturals, saya pun tergiur untuk mencoba.

Saya membeli dari My Lovely Sister, Evete Natural lip balm aroma green tea. Why green tea? No need to explain my huge obsession to green tea ya! Harganya Rp40 ribu saja dan dikemas dengan box kecil berpita hijau.

Saya juga membeli lip scrub Gulaco Ocha di online shop yang sama seharga Rp40 ribu. Sudah lama denger sih tentang produk Gulaco yang berbahan dasar gula ini tetapi baru sekarang bisa mencoba.

My holy grail lip care

Here's my lip care ritual:

  • Bersihkan sisa lipstick dengan makeup remover.
  • Basahi bibir dengan air bersih, tidak pakai air liur ya!
  • Usapkan lip scrub secara merata.
  • Diamkan beberapa saat kemudian dibilas dengan air.
  • Keringkan bibir dengan handuk sambil digosok lembut.
  • Setelah bibir kering, pulas lip balm and smile!


Rasanya bibir lebih moist dan nggak cracking. Saya rutin scrub bibir sekali seminggu sedangkan lip balm selalu saya pakai jika tidak memakai lipstick. Saya anti banget tidak memakai apa-apa di bibir, pengennya lembab terus!

Sebelum memakai lipstick, saya juga selalu memakai lip balm atau petroleum jelly lebih dulu supaya the lipstick glide perfectly in my lips.

Alhamdullilah, sejak rutin melakukan ritual ini ditambah gonta-ganti lipstick, bibir saya jaraaaang sekali bermasalah! Semoga seterusnya juga demikian.


Thursday, November 5, 2015

Online Shopping 101


Menurut saya, tidak semua orang cocok berbelanja online. Soalnya ada yang merasa nyaman belanja langsung ke toko fisik. Shopping experience-nya berbeda, ada yang suka the art of ngiterin mall, keluar masuk toko, dan menenteng tas belanja dengan penuh gengsi. Liat nih, gue abis belanja di Zara, H&M, lhooo! 

Semakin ke sini, kemudahan yang diberikan perkembangan teknologi membuat saya lebih nyaman berbelanja secara online. Jadi, acara nge-mall murni buat makan dan nonton di bioskop. Tetapi, kalau toko brand favorit lagi diskon, saya masih suka mampir, milih-milih, mencoba, dan membeli.

Alasannya sih, menghemat waktu dan rasa sungkan kepada pasangan. Saya nggak tega membiarkan suami menunggui saya keluar-masuk toko untuk belanja. Cukup aja dia menemani dan mendorong trolley di supermarket saat belanja bulanan. Tetapi, saya excited kalau menemani dia liat-liat pakaian atau sepatu. Bahkan, saya yang suka mengompori untuk belanja. Hahaha.

Kali ini, saya ingin memaparkan, kenapa nggak perlu belanja online for some reasons.

1. Belanja online memerlukan ilmu sabar karena barang yang dipilih dan dibayar tidak langsung didapatkan. Buat yang butuh barang mendesak dan nggak bisa menunggu selama 2-3 hari, sungguh belanja online nggak tepat sekali!

2. Belanja online, kadang, menguras waktu. Soalnya perlu sekali membandingkan harga dari online shop atau e-commerce yang satu dengan lainnya. Banyak yang ngasih diskon atau promo sehingga perlu usaha untuk membandingkan supaya dapat harga yang lebih murah.

Nggak hanya itu, kalau barang yang dipesan telat sampai bahkan melampaui estimasi, kita harus rajin menghubungi online shop atau e-commerce tersebut, bahkan shipping company. Lagi-lagi time consuming.

3. Belanja online, kadang, memacu adrenaline. Alasannya, ada program yang namanya FLASH SALE! Barang-barang didiskon dalam jangka waktu tertentu, bisa selama satu jam atau tiga jam saja. Barang yang dijual pun unitnya terbatas. Jika niat ikut flash sale, siapkan wishlist barang incaran dan koneksi internet yang speedy!

4. Belanja online harus siap-siap melakukan return. Kadang barang yang diterima tidak sesuai dengan yang dipesan, bisa aja berbeda warna dan ukuran. Kalau online shop atau e-commerce melayani pengembalian barang, kita harus meluangkan waktu untuk mengirimkan kembali barang tersebut dan menunggu barang yang baru atau pengembalian uang (refund).

Oleh karena itu, berbelanjalah di online shop atau e-commerce terpercaya atau yang sudah punya nama sekalian. Mereka ini umumnya melayani pengembalian barang dengan syarat & ketentuan, misalnya price tag atau label tag tidak dicopot, plastik kemasan masih ada, intinya masih seperti barang baru.

Biasanya mereka akan menawarkan penggantian barang atau pengembalian dana. Kita juga harus aktif memantau proses tersebut, bisa kirim email atau telepon ke call center. Kalau refund, mau ngga mau harus aktif mencermati saldo rekening supaya ketahuan dananya sudah dikembalikan.

5. Belanja online harus siap tertipu. Tetapi, hal ini bisa diantisipasi dengan belanja di online shop atau e-commerce ternama dan terpercaya. Sekalipun ada seller tersendiri, bisa dicek juga testimoni para pelanggan atau verifikasi yang diberikan e-commerce.

Logika juga harus jalan. Maksudnya, jangan tergiur harga murah. Wajar atau nggak harga barangnya segitu jika dibandingkan dengan online shop lain? Jangan-jangan barangnya palsu, KW, atau refurbish. 

Saya pernah mengalami kejadian buruk ini, cukup sekali aja. Saya tergiur DVD Big Bang Alive seharga Rp300 ribu di salah satu online shop. Rata-rata online shop lain menjual Rp400 ribu-Rp600 ribu. Tampilan website cukup meyakinkan. Saya transaksi dan transfer. Ternyata barang yang dipesan tidak kunjung dikirim. Melayang deh Rp300 ribu saya.

Ketika saya googling, ternyata toko itu sudah terkenal menipu banyak orang. Pesan moralnya, jangan malas googling tentang toko online yang belum pernah kita sambangi supaya tidak tertipu.

Jadi, apa online shopping cocok dengan Anda?

Monday, October 26, 2015

Review: Livaza


Nggak sengaja browsing dan end up di e-commerce yang khusus menjual furniture dan pernak-pernik dekorasi rumah. Saat itu, pertengahan Juni, Livaza baru soft launching. Heran, nggak pernah dengar website ini sebelumnya. Apa kurang promosi kah?

Akhirnya saya belanja perdana satu set teko plus cangkir Kukicha Sap Green dari SAHL Goods seharga Rp85 ribu. Itu harga diskon lho! Livaza juga free ongkir tanpa pembelian minimum, ini salah satu keunggulan e-commerce ini. Sahl Goods ternyata brand lokal dari Bandung.

Set teko dan mug itu saya terima dengan packaging kayu supaya barang di dalam kardus tidak pecah. Ternyata, barang yang dipesan di Livaza dikirim langsung oleh seller. Kecuali produk yang diproduksi atau dilabeli Livaza ya.

Jadi, order perdana saya dikirimkan oleh Sahl Goods sendiri. Set teko dan cangkir masih dibungkus dengan bubble wrap, kardus pun berisi kertas-kertas. Barang saya terima dengan baik, tidak retak sedikit pun.

Saat Jakarta Great Online Sale 2015 berlangsung, Livaza bekerja sama dengan Bank Mandiri, Telkomsel, Line, dan Baidu, memberikan diskon yang gila-gilaan! 

Bayangkan, dengan tukar 20 poin Telkomsel, dapat potongan harga Rp300 ribu untuk minimum transaksi Rp500 ribu! Jadi cuma bayar Rp200 ribu aja dong! Diskon banget nggak sih?

Saya pun memanfaatkan promo ini dengan belanja beberapa barang di Livaza. Saya belanja mug bertutup kayu dari SAHL Goods, serving tray dari Mimesa, dua art print, dan satu pajangan babi putih mungil seharga Rp16.500. Total belanja Rp505.500, saya hanya bayar Rp205.500!





Pengiriman barang pun dilakukan bertahap karena setiap barang dikirimkan oleh seller masing-masing. Hampir dua minggu saya menunggu kiriman barang hingga semuanya komplit.

Baru-baru ini, saya beli cushion berbentuk kucing dengan siluet warna-warni dari Salse Living seharga Rp105.000. Ada promo sehingga saya beli seharga Rp89 ribu aja. Lumayan buat menahan punggung di kursi kantor.



Selang beberapa hari, saya dikontak by email oleh Livaza, apakah berkenan memberikan testimoni sebagai pelanggan Livaza? Nanti testimoni akan ditampilkan di website Livaza.

Saya berkenan dong karena Livaza is worth to get more exposure. Kenapa? 

  • Harganya terjangkau
  • Free ongkir
  • Banyak pilihan barang furniture maupun pernak-pernik dekorasi rumah
  • Jangan takut bingung karena Livaza punya section pilihan barang berdasarkan kebutuhan ruang: ruang kerja, taman, living room, bedroom, dining room, kitchen, dan lain-lain
  • Mostly they offer local product, made in Indonesia! Jadi, belanja di Livaza turut berkontribusi pada industri kreatif nasional

As thank you gift, Livaza mengirimkan saya satu set teko dan cangkir dari SAHL Goods! Suka banget dong di-treat dengan baik sama e-commerce favorit.



Nggak hanya buat saya, Livaza juga memberikan voucher code untuk diskon 10% tanpa minimum pembelian untuk Anda semua! Periode masa berlaku voucher hingga 30 November. Caranya, tinggal submit kode voucher pada kolom yang tertera.
EDWINA10



Don't miss it ya!

Friday, October 9, 2015

Jelajah Bintaro

Weekend lalu saya dan suami niat mau staycation ke Bintaro. Kenapa Bintaro? Karena bebas macet dibandingkan dengan menuju pusat Jakarta. Mupeng sih pengen nginep di Artotel Thamrin tetapi akhirnya memutuskan menginap di Hotel Santika Premiere Bintaro.

Perjalanan ke Bintaro melalui jalan kampung sekitar 30 menit saja, naik motor ya makanya bisa menembus jalan kampung yang sempit dan berlubang. Nggak harus menghabiskan waktu bermacet ria di Jalan Raya Ciledug atau Joglo.

Sabtu siang, kami ingin makan di sekitar Bintaro. Setelah browsing dan menemukan rekomendasi Qraved, kami pergi ke IND.USTRIE, katanya sih salah satu resto hits di Bintaro. Lokasinya di kompleks pertokoan Jalan Kebayoran Arcade dan letaknnya di sisi paling depan dan paling pojok kanan, dari arah pintu masuk.

Siang itu sepi, kami berdua tamu mereka. Tidak lama datang bapak-bapak yang memilih duduk di area outdoor/ smoking area. Saya pesan menu katsudon beef, french fries, dan iced strawberry tea sedangkan suami pesan katsudon chicken dan iced cappuccino. 

Rasanya tentu enak dong dengan porsi yang mengenyangkan. Apalagi saya pesan katsudon dengan nasi yang memenuhi mangkuk. Kenyang sekali! Cuma saya kurang sreg dengan sambal cabe yang homemade, mending dicocol saus sambal botolan. Well, masalah selera sih ya.


Katsudon Beef

Iced Cappucinno

Iced strawberry tea
Selesai makan siang, saya langsung menuju hotel meskipun belum pukul 2 siang. Kan rata-rata hotel check in pukul 14.00. Saya tiba pukul 13.30 dan ada dua jalur antrian di depan resepsionis. Sekitar 10 menit, tiba giliran saya. Saya cukup bilang booking hotel via Traveloka dan menunjukkan KTP asli.

Resepsionis minta deposit Rp200 ribu dan saya kaget dong, kenapa tidak diinformasikan sebelumnya. Dia menawarkan, apa akan closed? Saya nggak ngerti maksudnya gimana, yang jelas saya batal ngasih deposit dan jika ada tagihan apapun akan langsung dibayarkan.

Hmm.. tamu yang mengantri sebelum saya dikasih welcome drink sedangkan saya engga. Nggak tau sih alasannya apa. Kemudian, request saya tidak terpenuhi semuanya. Saya request queen sized bed, no smoking room, dan pool view. Nggak dapat kamar yang pool view, hiks.

Dengan biaya sekitar Rp600 ribuan melalui Traveloka, saya puas dengan service yang diberikan Santika Bintaro. Kamarnya nyaman, pilihan menu saat breakfast sangat variatif. Nggak semua hotel menyajikan menu chawan mushi dan broccoli au gratin sebagai pilihan sarapan. 


Kamar yang kami tempati

6th floor swimming pool

Broccoli au Gratin yang endeuuss

This is surprisingly very addictive: cold green tea milk
Sore hari, iseng pengen ngemil. Jadilah saya dan suami menuju Pasar Modern Bintaro yang menawarkan puluhan tenda kaki lima. Saya melipir ke tenda roti bakar. Saya pesan roti bakar nutella sedangkan suami order pisang bakar coklat. Harganya juga sangat terjangkau, tidak sampai Rp20 ribu per makanan.



Malamnya, saya dan suami dinner di Talaga Sampireun, yang tidak jauh dari hotel. Siangnya sudah reservasi supaya dapat seat dengan view kece. Dapatlah saya posisi di area deck, dikelilingi kolam buatan dan tepat di depan stage home band.

Restoran ini cocok buat makan bareng keluarga karena suasananya mendukung, homey, dan luasss sekali. Cocok juga buat yang lidahnya lokal banget. Harganya ternyata terjangkau. Saya makan berdua suami plus dessert dan 5 jenis minuman menghabiskan Rp260 ribuan.





Overall saya puas dengan staycation di sekitar Bintaro karena memiliki banyak tujuan kuliner. Kalau penginapan sih, kayaknya cuma Santika Premiere Bintaro aja deh. Mau ke sana lagi? Tentu dong!