Wednesday, December 30, 2015

2015: What a great year!


Posting terakhir pada tahun ini. Rasanya senang sekali bisa kembali blogging, menuangkan pemikiran dan berbagi pengalaman. Saya juga dipercaya untuk menjadi guest writer untuk blog teman saya, Annisa Steviani, mom blogger yang lagi naik daun.

Saya memaknai tahun ini sebagai perjalanan hidup yang "roller coaster" ditandai dengan berakhirnya karier saya di Bloomberg TV Indonesia. Such a sad loss!

Tetapi, saya memberanikan diri untuk out of my comfort zone dan banting stir bekerja di corporate. No more media life!

Itu peristiwa penting sepanjang tahun ini di samping setiap momen berharga yang saya habiskan bersama suami.

Saya berharap masih diberikan umur panjang, kesehatan, rezeki yang tak putus mengalir, serta kesempatan memiliki buah hati, amin.

Tuesday, December 29, 2015

Review: Black Garlic ID


Bring restaurant dishes to your home? Black Garlic will help you!

Black Garlic adalah bisnis paket bahan makanan yang dirintis pakar kuliner kondang William Wongso. Terjamin dong kesegaran bahan dan resepnya.

Paket bahan makanan terdiri dari dua macam: Express (2 porsi) dan Family (4 porsi). Paket Express seharga Rp100 ribu per menu sedangkan paket Family harganya Rp150 ribu per menu.

Saya memesan dua menu makanan dari Black Garlic, berbekal voucher dari Glamizka senilai Rp125 ribu. Kodenya BLACKGLAM, berlaku sampai 31 Desember 2015. 

Kedua menu tersebut seharga Rp100 ribu masing-masing. Saya tertarik ingin memasak japanese food: Teriyaki Udon dan Gyudon with stir-fry bean sprouts. Kardus coklat dengan logo Black Garlic diantarkan ke kantor sehari sebelum libur Natal.



Ketika kardus dibuka, di dalamnya masih dilapisi dengan sterofoam dan ice gel pack untuk menjaga bahan makanan tetap dingin. Black Garlic memberikan bonus sekotak cookies sebagai kado Natal. Wah, service-nya kece nih. Mereka juga memberikan resep lengkap dengan gambar step by step memasak.

Black Garlic juga memberikan petunjuk penyimpanan bahan makanan berdasarkan stiker yang ditempel di plastik kemasan. Ada stiker biru untuk disimpan di freezer, stiker merah untuk disimpan di suhu ruangan, dan stiker hijau untuk disimpan di kulkas.



Berikut review saya untuk paket ready to cook ala Black Garlic:
+ Takarannya very generous! Untuk menu Gyudon, saya hanya memakai setengah porsi buncis, toge, bawang putih, bawang bombay, dan soy sauce.
+ Bahan makanan dikemas dengan sangat baik, dengan stiker petunjuk penyimpanan makanan. Sayangnya, satu buah telur pecah, hehehe.
+ Satu menu bisa menghasilkan beberapa makanan. Saat memasak Gyudon, terdapat empat macam makanan: gyudon dan nasi putih, telor mata sapi, tumis buncis-toge, dan chicken katsu. Menu Tempura Udon, selain udon juga ada tempura udang.
+ Rasanya cukup enak, takarannya masih bisa disesuaikan dengan selera.
+ Free ongkir untuk Jabodetabek!




- Menu masakannya cukup rumit
- Butuh persiapan lebih dari waktu yang disebutkan pada resep
- Takaran bahan yang generous bikin makanan melimpah padahal buat makan dua orang. Akhirnya, hanya dipakai setengahnya.
- Harganya lumayan merogoh kocek tetapi worth it dengan kualitas dan kuantitas porsi makanan yang dihasilkan.
- Ada bahan makanan yang perlu diolah sendiri alias masih harus potong bawang, buncis, atau wortel sendiri. 
- Harus dipesan dua hari sebelumnya alias tidak bisa same day delivery.





Black Garlic ini bisa banget diorder kalau lagi pengen masak masakan ala resto. Dijamin enak karena resepnya diracik oleh Chef William Wongso.

Wednesday, December 23, 2015

Lip colors of the 2015

"Wear pretty lipstick and smile!"
I am so excited to write this kind of post. It is about my favorite stuff, lipstick! I am huge fan of anything that lip related and writing about it is so fun!

Honestly, saya agak trauma menggunakan liquid lipstick karena pengalaman memakai NYX Soft Matte Lip Cream yang bibir kering dan cracking.

Tetapi, sepertinya masalah brand-nya saja. Ternyata ada brand kosmetik yang memiliki produk liquid lipstick yang nggak bikin bibir cracking, plus harganya cukup terjangkau.

As you know, beberapa bulan terakhir, saya menjadi guest writer buat blog teman saya, Annisa Steviani di www.annisast.com, dengan tag #SelasaCantik.



These are my favorite lipsticks this year. 

Bourjois Rouge Edition Velvet in Happy Nude Year



Why I love it:
+ Warnanya favorit bener, pink yang kalem
+ Teksturnya lembut seperti mousse
+ Doe-foot applicator yang friendly, mudah digunakan untuk mengulas lipstick
+ Transfer free!
+ Staying power-nya lama, bisa lebih dari 5 jam!
+ Warnanya juga pigmented
+ Not drying your lips!
+ Not cracking 
+ Efeknya matte

LA Girl Matte Flat Finish Pigment Gloss in Bazaar



Why I love it:
+ Harganya murah! Cuma Rp60 ribuan
+ Warnanya pigmented, sekali ulas langsung "keluar"
+ Meskipun sticky, hasilnya matte
+ Varian warnanya banyak!
+ Doe-foot applicator-nya mudah digunakan juga
+ Tekstur liquid lipstick ini cair, nggak cream atau mousse banget
+ Staying power-nya bisa berjam-jam

Colourpop Lippie Stix in I Heart This


Why I love it:
+ Hasil akhir matte
+ Stick-nya glide perfectly on my lips
+ Staying power-nya bisa berjam-berjam
+ Varian warnanya banyak!
+ Bentuk stick-nya langsing dan nggak memenuhi makeup pouch
(Review-nya bisa dibaca di sini)

Where to buy



Monday, December 21, 2015

Staycation at Kosenda Hotel


Akhirnya, saya berkesempatan merasakan menginap di hotel hits ini. Saya mendapatkan rate di bawah harga rata-rata, yakni sekitar Rp834 ribu per malam di Rajakamar.com sedangkan biasanya rate semalam di atas sejutaan.

Ekspektasi saya cukup tinggi terhadap hotel ini. Apalagi setelah sebelumnya membaca banyak review dari para lifestyle slash food blogger tentang hotel yang terletak di Jl. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat ini.

Saya menginap dalam rangka merayakan ulang tahun suami yang ke-31. Tahun lalu, kami berkesempatan merayakan his thirty di Bangkok, Thailand.

Oleh karena fluktuasi nilai tukar yang tak menentu, kami memutuskan tidak jalan-jalan ke luar negeri sepanjang tahun ini. Tahun ini kami hanya sekali cuti dan berjalan-jalan ke Bali pada Mei lalu.

Saya tiba di Kosenda Hotel sekitar pukul tiga sore. Tidak perlu waktu lama untuk check in. Resepsionis hanya meminta saya memperlihatkan KTP dan meng-copy-nya. Sembari menunggu kamar dipersiapkan, saya disuguhkan segelas kecil jus jambu yang menyegarkan.



Saya mendapatkan kamar di lantai 6, tepatnya kamar nomor 603. Saya request kamar di middle floor, lantai yang aman dari berisiknya Waha Kitchen di lantai dasar dan Awan Lounge di rooftop.

Saya juga diberikan complimentary wifi dan breakfast di Waha Kitchen esok paginya. Wifi-nya sangat memuaskan. Very speedy!

Bagaimana dengan kamarnya? So artsy! They really pay attention to details. Feel-nya bukan seperti berada pada kamar hotel pada umumnya tetapi feel homey! Kamar mandinya juga tembus pandang, hehehe. Walau ukuran kamar petita yang memang petite alias tidak begitu luas, semua terasa pas. Ada iPod dock juga buat yang pengen mendengarkan musik.

Sayangnya, toiletteris-nya bukan lagi Khiel's seperti yang pernah diulas oleh Hans Danial di sini. Mereka memakai merek yang berasal dari Singapore. Agak kecewa sih.










Saya baru makan malam pada Minggu (13/12) pukul 01.30 pagi! Ternyata, Waha Kitchen masih buka dan menerima order. Saya memesan makanan seperti kwe tiaw sedangkan suami memesan nasi goreng nyonya alias nasi goreng ayam. Untuk minum, kami kompak memesan strawberry ice tea.

Rasa makanannya biasa saja dan tidak cukup istimewa. Yang menyedihkan adalah harganya yang overpriced! Untuk dua porsi makanan dan dua gelas minuman, kami menghabiskan biaya sebesar Rp300 ribuan.




Pagi hari, saya kembali sarapan di Waha Kitchen. Pihak resto mempersilahkan tamu yang menginap di hotel untuk memilih satu menu ala carte dari menu book dan bebas mengambil makanan dari buffet. Saya memesan egg benedict karena belum pernah mencoba makanan ini.

Well, dari plating dan presentation, egg benedict-nya mengecewakan karena terkesan plain dan less appetizing. Nggak ada hiasan yang hijau seperti peterseli atau coriander.



Overall, saya enjoy sekali menginap di Kosenda Hotel tetapi untuk menginap kembali, saya rasa tidak deh. Agak nggak worth it dengan harga yang terbilang tinggi tetapi tidak ada fasilitas kolam renang.

Friday, December 11, 2015

Review: Berrykitchen's Ready to Cook


Cooking should be fun, right? 

Apalagi memasak untuk kesayangan, ditambah bumbu cinta dan keikhlasan. Keinginan memasak itu terkadang angot-angotan alias tergantung mood. Pemicunya adalah harus belanja bahan-bahan makanan yang segar, harus punya bumbu-bumbu komplit, dan mesti hafal resepnya.

Pengalaman saya, belanja ini-itu, yang terpakai untuk memasak maksimal setengahnya. Sisa bahan makanan seringkali terbuang karena kualitasnya sudah tidak bagus atau membusuk di kulkas. Sayang, ngebuang makanan sia-sia. Padahal saya memasak hanya untuk dua porsi dan anti sekali makan menu yang sama berulang kali dalam sehari.

Kemudian, saya menemukan ada tren baru di dunia online, yaitu paket bahan makanan yang dijajakan oleh Berrykitchen dan Black Garlic. Paket Berrykitchen namanya Ready to Cook yang adalah diversifikasi lini binis startup yang fokus pada catering dan bento ini.

Pilihan menu Berrykitchen berganti sekali sepekan. Mereka mengajak Kokiku TV, channel YouTube lokal yang bertema masak-memasak dan Chef Arimbi Nimpuno. Harganya berkisar Rp30 ribu hingga Rp90 ribu per menu.

Black Garlic adalah hasil rintisan William Wongso, pakar kuliner termuka di Indonesia. Paketnya terdiri dari menu express dan family, dibedakan berdasarkan porsi makanan. Harga menu express sebesar Rp100 ribu untuk dua porsi sedangkan menu family Rp150 ribu per menu untuk empat porsi.


Menu paket Black Garlic, menurut saya, cukup rumit kalau membaca dari nama makanannya. Ada menu yang menyajikan satu jenis makanan, ada juga yang mencakup dua jenis makanan.

Saya pun tertarik mencoba menu Berrykitchen yang sempat membagikan 1.000 paket dua menu bahan makanan secara gratis pada November lalu. Saya mendapatkan bahan untuk memasak kung pao chicken dan cap cay seafood.
Bahan yang diberikan so generous! Ada resep yang disertakan dalam box yang ternyata nggak susah dipraktikkan.


Kung Pao Chicken ala Berrykitchen RTC

Cap Cay Seafood ala Berrykitchen RTC

Pekan lalu, Berrykitchen merilis resep yang dikreasikan oleh Chef Arimbi Nimpuno. Saya pun memesan dua menu, yaitu Swedish Meatballs dan Korean noodle Jap Chae. Menu yang saya pilih untuk dimasak saat weekend.


Paket RTC Swedish Meatballs

Voila! My own Swedish Meatballs

Paket RTC Jap Chae

Jap Chae
Untuk menu Swedish Meatballs, pastanya kurang banget! Saya akhirnya memasak pasta tambahan dan meatballs dibagi dua menjadi lima bakso masing-masing. Suami saya kurang cocok dengan makanan Eropa, dia sakit perut sehabis makan Swedish Meatballs.

Kalau Jap Chae atau bihun ala Korea, awalnya dirasa kurang mie-nya ternyata cukup banget buat dimakan berdua. Apalagi bahan pelengkapnya so generous! Suami pun nikmat menyantap hidangan ini, his belly approved it!

Pros
+ Menu cukjup variatif
+ harganya cukup terjangkau
+ Same day delivery
+ Bahan masakan sudah ditakar
+ Resep mudah dipraktikkan
+ Rasanya enak
+ Tidak perlu menyiapkan bumbu lagi

Cons
- Perlu dicek sebelum disimpan di kulkas karena ada bahan yang nggak perlu dimasukkan, seperti minyak dan kecap
- Kadang estimasi waktu memasak meleset dari resep
- Porsi berdua tetapi ada yang cuma cukup dimakan satu orang

Kenapa nggak mencoba? Cocok yang pengen masak, feel the cooking experience tanpa repot belanja beragam bahan makanan and bring the restaurant dishes to your home.


Tuesday, December 8, 2015

My Holy Grail Lip Care

TBH, i was inspired by Alodita's writing about her lip care routine. It's so true that buat apa punya lipstick bagus dan branded tetapi dipulas pada bibir yang kering dan mengelupas?

Sebelumnya, saya sering bermasalah dengan bibir kering. Sudah beragam merek lip balm dan sejenisnya saya gunakan untuk mengatasi problem ini. Meskipun sudah pakai Vaseline Petroleum Jelly andalan, kadang masih saja mengelupas.

Vaseline Petroleum Jelly
Ternyata, saya baru menyadari jika lipstick juga berkontribusi pada masalah bibir. Dulu lipstick favorit saya adalah Color Show by Maybelline seri Nude Mocha. Sepertinya ada formula lipstick ini yang tidak cocok dengan bibir saya, ditambah lagi saya menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan ber-AC.

Kemudian, saya mencoba berganti lipstick ke liquid lipstick LA Girl. Saya sempat khawatir bibir akan bermasalah lagi seperti pengalaman buruk saya dengan NYX Soft Matte Lip Cream. Ternyata, kekhawatiran saya tidak terbukti! Bibir saya baik-baik saja meskipun saya hanya rutin menggunakan makeup remover dan petroleum jelly.

Gara-gara baca postingan inspirator terbaru saya, Hellua a.k.a. The Lipstick Mafia bahwa dia menggunakan lip balm lokal Evete Naturals, saya pun tergiur untuk mencoba.

Saya membeli dari My Lovely Sister, Evete Natural lip balm aroma green tea. Why green tea? No need to explain my huge obsession to green tea ya! Harganya Rp40 ribu saja dan dikemas dengan box kecil berpita hijau.

Saya juga membeli lip scrub Gulaco Ocha di online shop yang sama seharga Rp40 ribu. Sudah lama denger sih tentang produk Gulaco yang berbahan dasar gula ini tetapi baru sekarang bisa mencoba.

My holy grail lip care

Here's my lip care ritual:

  • Bersihkan sisa lipstick dengan makeup remover.
  • Basahi bibir dengan air bersih, tidak pakai air liur ya!
  • Usapkan lip scrub secara merata.
  • Diamkan beberapa saat kemudian dibilas dengan air.
  • Keringkan bibir dengan handuk sambil digosok lembut.
  • Setelah bibir kering, pulas lip balm and smile!


Rasanya bibir lebih moist dan nggak cracking. Saya rutin scrub bibir sekali seminggu sedangkan lip balm selalu saya pakai jika tidak memakai lipstick. Saya anti banget tidak memakai apa-apa di bibir, pengennya lembab terus!

Sebelum memakai lipstick, saya juga selalu memakai lip balm atau petroleum jelly lebih dulu supaya the lipstick glide perfectly in my lips.

Alhamdullilah, sejak rutin melakukan ritual ini ditambah gonta-ganti lipstick, bibir saya jaraaaang sekali bermasalah! Semoga seterusnya juga demikian.