Wednesday, December 14, 2016

Menginap di Summerbird Bed & Brasserie


Sepertinya kalau hotel nggak Instagenic, jangan harap ramai dikunjungi dan diinapi. Hehehe, ini teori saya ya. Menurut saya, Summerbird Bed & Brasserie di Bandung ini merupakan salah satu bed & breakfast hotel yang tenar berkat dekornya yang Instagenic.

Saya termasuk salah satu korban yang terjerat pesona BnB hotel ini karena jepretan para pengunjung yang di-share di Instagram. Saya juga baca blog orang-orang yang pernah menginap di hotel yang berlokasi di Jalan Kesatriaan, Kebon Kawung, Bandung ini. So far, mereka menulis review positif tentang hotel berlantai tiga ini.

Total sekitar Rp900 ribuan untuk dua malam menginap di Summerbird padahal lagi long weekend. Harga tersebut sudah termasuk sarapan untuk dua orang plus complimentary free wifi.

Long weekend lalu (10-12 Desember 2016), saya dan suami naik Argo Parahyangan dari Stasiun Gambir ke Stasiun Bandung. Kami sengaja memilih moda kereta api untuk mengantisipasi macet total di tol Jagorawi, Cipularang, dan exit tol Pasteur. 

Alasan lain saya memilih Summerbird Bed & Brasserie karena lokasinya tidak terlalu jauh dari Stasiun Bandung di Jalan Kebon Kawung. Hotel bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 15 menit atau naik angkot Caringin-Sadang Serang yang berwarna biru tua, garis kuning-hijau, yang melewati stasiun (exit Utara Kebon Kawung). Angkot tersebut bisa berhenti persis di depan hotel, yang berseberangan dengan SMP Negeri 1 Bandung.










Saya tiba pukul 12.15 di Summerbird tetapi resepsionis tidak bisa memfasilitasi early check in, dengan alasan kamar masih dibersihkan pasca tamu check out. Sambil menunggu di lobby hotel yang menyatu dengan resto, saya tertarik untuk memesan makan siang. Siang itu baru kami tamu yang menunggu check in.

Saya memesan nasi sapi sweet & spicy sedangkan suami memesan mie goreng kampung. Minumnya lychee iced tea dan strawberry mojito. 

Setelah menunggu sekitar 15 menit, makanan kami datang. Well, rasa nasi daging sweet & spicy agak kemanisan di lidah saya yang Minang asli ini. Total tagihan yang kami bayar sebesar Rp130 ribuan. Harga makanan dan minuman yang tertera di menu book sudah termasuk pajak.

Resepsionis baru mempersilakan kami check in sekitar pukul 13.45. Entahlah, saya merasa mereka terlalu by the book, kaku banget! Secara tamu sudah check out pukul 11 siang, masa perlu waktu 3 jam untuk mempersiapkan kamar untuk hotel yang tidak terlalu besar? Saat saya menginap di Neo Hotel Malioboro, saya diizinkan masuk kamar sejam lebih awal dari jadwal check in resmi.

Saat check in, saya diminta memilih menu sarapan untuk esok hari. Summerbird tidak melayani sarapan ala buffet melainkan memilih satu menu yang disediakan untuk breakfast: english, continental, mie goreng atau nasi goreng. Pilihan minum: teh atau kopi sedangkan complimentary tiga potong semangka.

(Baca Staycation di Kosenda Hotel)

Saya mendapatkan kamar tipe Scandinavian dari empat tipe kamar di Summerbird Bed & Brasserie ini: Scandinavian, French, Rustic dan Vintage. Kamarnya terletak di lantai tiga, bisa diakses dengan tangga atau elevator.






Kamar tipe Scandinavian ini didominasi warna biru dan putih. Seperti yang saya baca, kamar mandinya tembus pandang karena berdinding kaca. Tetapi, ada tirai yang bisa dibuka-tutup menutupi dinding kaca transparan itu. Dinding kamar terbuat dari batu bata yang dicat putih tanpa diplester lagi. Furniturnya bernuansa kayu yang terkesan jadul.

Amenities di kamar cukup lengkap. Ada water heater, kopi, teh, gula sachet, dua mug, pengaduk, dan dua botol air mineral 600ml. Ada televisi layar datar, menu book, telepon, dua gantungan baju, dua pasang sandal hotel, dan empat colokan listrik (satu di kamar mandi, tiga di kamar tidur).

Toiletteries hotel terdiri dari: sabun, shower gel, shampoo, dua pasang sikat gigi beserta pasta gigi. Nggak ada hair cap dan hair dryer ya. Ada dua handuk yang diganti setiap harinya. Nggak tahu deh bisa pinjam atau nggak ke house keeping hotel.

Lucunya, di samping telepon ada secarik kertas berisi informasi, salah satunya informasi jadwal sarapan mulai pukul 06.30-10.00. Faktanya, esok hari kami baru bisa sarapan hampir pukul 7 pagi. Itu pun setelah menelepon resepsionis pada pukul 06.30 untuk memastikan ketersediaan sarapan. Kalau nggak tepat pukul 06.30, ngapain dicantumkan demikian informasinya?




Selama dua malam menginap di Summerbird Bed & Brasserie, saya tidur cukup nyenyak karena kasur dan bantalnya empuk, AC-nya juga bekerja dengan semestinya. Saya sempat memesan makanan dari resto dan diantar ke kamar. Tagihannya bayar langsung ketika diantar. Sayangnya, sarapan tidak bisa diantar ke kamar, harus makan di resto.

Kamarnya nggak sound proof ya. Jadi, kalau ada sesama tamu yang lewat depan kamar ketawa-tawa, anak kecil lari-larian sambil teriak-teriak, ya kedengeran banget. Akses wifi-nya cukup kencang, minimal bisa nonton YouTube dan update apps.

Saya akui Summerbird Bed & Brasserie ini memang Instagram material. Sudut-sudut hotelnya amat sayang jika tidak diabadikan dalam jepretan kamera smartphone. Buat yang mencari hotel buat diinapi dan foto-foto cantik, tidak terlalu mahal, makanan dan minumannya enak dengan harga yang wajar, Summerbird Bed & Brasserie bisa menjadi pilihan.

Di sekitar Summerbird, jika berjalan ke arah Stasiun, ada Batagor Riri, Kartikasari, rumah makan Ampera, dan Mayasari.

Summerbird Bed & Brasserie
Jl. Kesatriaan No. 11
Kebon Kawung, Bandung
(022) 6030228
IG: @summerbirdhotel
Facebook: Summerbird - Bed & Brasserie
Twitter: @summerbirdhotel



10 comments:

  1. Sekilas dari luar biasa aja ya hotelnya, tapi kalau udah masuk lucu deh spot-spotnya. Konsep breakfastnya kayak pas aku nginap di villa di Bali jadi nggak buffet prasmanan gitu. Kalau aku rada kurang suka dengan konsep yang kayak begini, maklum matanya suka jelalatan pengen ini itu kalau breakfast, hihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, sebenarnya aku pun tipe yang suka sarapan ala buffet. Kalau yg seperti ini, kenyangnya nggak nampol, hehehe.

      Delete
  2. tampilan luar hotelnya biasa banget,, tapi dalemnya bikin pengen foto-foto terus di berbagai sudut.. thanks info2nya mbak, sampe lengkap buat transportasi kesana juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, terima kasih sudah mampir, mbak Maya. Suami saya juga berpendapat kayak mbak, tampilan depannya nggak meyakinkan sebagai hotel, hehehe. Tetapi, di dalamnya bagus dekornya.

      Delete
  3. paling suka sama dinding bata putihnya :D

    ReplyDelete
  4. hotel dengan interior jadul gini memang lg happening ya mba.. tp memang di foto jd lbh bgs sih :D.. aku ngiler liat sarapan english breakfastnyaaa :D.. sosisnya sepertinya enaaak :D

    ReplyDelete
  5. Lucu ya hotelnya tapi tetep homey gitu

    ReplyDelete
  6. makanannya buat ngiler aja, jadi laper blm sarapan

    ReplyDelete
  7. Since the Puffy Lux Hybrid sounds similar to the Helix Midnight and I chose to return that one, I'd really like to test it out but am reluctant to buy it. Finding the ideal side sleeper is challenging since logo design services in London I either wake up with tingling hands or a hurting hip. The hunt is still on. I appreciate your thoughtful blog.

    ReplyDelete

Halo, terima kasih sudah mampir dan membaca. Silakan tinggalkan komentar pada kolom comment di bawah. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus.