Wednesday, March 20, 2019

Eksplorasi Rasa Kuliner Hits Tokyo


Kedua kali ke Tokyo, saya berencana menjajal beberapa kuliner hits yang ramai diperbincangkan di social media. Saya pun menyiapkan diri, salah satunya melakukan reservasi dua pekan sebelum jadwal keberangkatan ke Tokyo, Jepang.

Jika tujuannya mencicipi kuliner yang populer di medsos, siapkan alokasi dana sekitar JPY2.000 per orang. Tiga tujuan kuliner hits yang saya datangi, saya memesan makanan dan minuman yang menghabiskan biaya lebih dari JPY1.500.

Namun, apabila urusan perut adalah yang kesekian, beli makanan dan minuman di convenient stores, seperti 7-11, Family Mart, Lawson, atau New Days bisa cukup dengan satu koin JPY500.

Berikut tiga restoran yang saya sambangi pada kunjungan ke Tokyo awal bulan ini, salah satunya restoran yang sudah memiliki sertifikasi halal, tentunya hits di kalangan wisatawan muslim.

Gyukatsu Motomura Shinjuku



Selebgram atau influencer mana sih yang nggak pamer sedang menyantap daging wagyu berbalut tepung di Gyukatsu Motomura? Berkat merekalah saya rela hujan-hujanan menyusuri Shinjuku demi daging wagyu bakar ini. The power of social media!

Saya datang setelah jam makan siang, sekitar pukul 2-3 sore. Setelah mencocokkan gambar tampak depan di Google dengan yang ada di depan mata saya, saya yakin ini adalah resto yang saya tuju.

Gyukatsu Motomura Shinjuku terletak di basement. Biasanya, ada antrian sebelum masuk tangga turun ke basement. Jelang sore itu, nggak ada antrian di luar. Saya percaya diri resto bakal sepi nih. Eng ing eng, antriannya ada dong! Dari pintu resto, sudah terbentuk antrian sekitar 10 orang yang berakhir ke tangga menuju basement lebih bawah. 




Pelayan mulai menanyakan pesanan setiap pengantri. Saya pun meminta English menu dan memesan set daging 200gr, dua side dishes, dan nasi tanpa yam. Sekarang, set menu lebih variatif: ada yang satu side dish hingga tiga jenis side dishes, daging ukuran 130gr, 200gr, dan 260gr. Minumnya ocha yang tersedia di meja dan gratis.

Tidak sampai 30 menit menunggu, saya dipersilakan masuk ke resto yang mungkin hanya menampung 22 kursi. Begitu masuk resto, langsung bayar lebih dulu di kasir. Saya membayar sekitar JPY1.800 untuk set menu 200gr dan dua side dishes.


(Baca: Jajanan di Korea)

Saya duduk di kursi tinggi tepat di hadapan open kitchen. Tas dan barang bawaan diletakkan di bawah meja, ada keranjang rotan disediakan. Ada tungku mini terdapat di setiap area duduk dan beragam saus dan kecap, serta rock salt. Pesanan saya diantarkan tak sampai 10 menit kemudian.



Gyukatsu atau beef cutlet berupa wagyu yang dibalut tepung ala katsu setengah matang sehingga dagingnya masih kemerahan. Tinggal bakar di tungku mini sesuai selera tingkat kematangan, cocol di soy sauce, horseradish sauce, garam, atau wasabi. Makan deh pake nasi atau miso soup. Kebetulan ada potato salad (enak banget!), sayuran, dan mochi sebagai side dishes.

Rasanya gimana? Apa seenak itu? Well, saya belum sampai pada tahap meleleh di mulut, entah apa yang keliru dengan cara saya membakar dagingnya. Tetapi, dagingnya memang empuk lho, nggak susah dikunyah. Kemudian, wasabinya cenderung mild, nggak semenyengat wasabi yang saya santap di Sushi Tei.

Dengan harga Rp200 ribuan, worth it? Yes, paling ngga saya tahu rasa Gyukatsu Motomura kesukaan para selebgram, hehehe. Apalagi beberapa resto Jepang di Jakarta mulai menyajikan hidangan gyukatsu ala Motomura. Jadi, bisa dicicip kembali beef cutlet ini di Jakarta.

Gyukatsu Motomura
3 Chome-32-2 Shinjuku, Shinjuku City,
Tokyo 160-0022, Japan

A Happy Pancake Omotesando



Berawal dari IG post Hans Danial tentang menu terbaru Pablo souffle atau fluffy pancake, saya bertekad akan mendatangi restoran aslinya di Jepang. Dari penelusuran online, fluffy pancake awalnya diperkenalkan oleh A Happy Pancake di Tokyo pada 2015. Restoran spesialisasi fluffy pancake ini memiliki banyak cabang di Tokyo, Osaka, dan terbaru di Hong Kong.

Saya melakukan reservasi secara online di A Happy Pancake cabang Omotesando dua pekan sebelumnya. Layaknya Gyukatsu Motomura, katanya A Happy Pancake juga mengantri panjang sebelum masuk tangga menuju basement. 




Senin pagi, cuaca masih gerimis dan berangin dengan suhu 8 derajat Celcius. Saya menembus gerimis dan angin kencang sepanjang jalan dari Stasiun Harajuku menuju Omotesando. Berbekal Google Map, akhirnya saya tiba di A Happy Pancake sambil memegang payung erat-erat.

Saya menyebutkan sudah reservasi untuk pukul 10:30 pagi tetapi pelayan mempersilakan saya masuk padahal baru pukul 10:00 pagi. Ketika masuk, saya melewati lorong open kitchen yang memperlihatkan pancake sedang dimasak. Pagi itu, restoran tidak terlalu ramai dan masih ada beberapa meja yang kosong.






Saya memesan menu fluffy pancake Happy Pancake (JPY1.100), yang terdiri dari tiga original pancakes, Manuka honey whipped butter, dan caramel syrup. Untuk menemani brunch, saya turut memesan Hot Caramel Latte (JPY400/450). Pelayan juga bilang, tersedia free infused water yang bisa diambil sendiri.

Ya Tuhan, ini pancake paling enak yang pernah saya makan! Pancake lembut, airy, komposisi susu dan telur yang pas, berpadu dengan mentega yang dibuat menyerupai whipped cream, dan sirup karamel, lezat, dan lumer di lidah. Tiga buah fluffy pancake itu sangat mengenyangkan lho! Caramel Latte disajikan dengan cangkir agak besar dan latte art berbentuk beruang. Worth the price, the waiting time, surely will come back!

A Happy Pancake
〒150-0001 Tokyo, Shibuya City, Jingumae,
4 Chome−9−3 清原ビル B1F

CoCo Ichibanya Curry House Halal Akihabara



Sebenarnya, saya sudah pernah menyantap Vegetable Curry di CoCo Ichibanya Aqua City Odaiba. Tetapi, memang belum ada sertifikasi halal yang terpampang di restoran ini. Ketika Turis Cantik mengulas tentang CoCo Ichibanya Curry House Halal di Akihabara, saya tertarik untuk mampir ke sana.

Selepas dari Ueno Zoo, saya naik kereta dari Stasiun Ueno ke Stasiun Akihabara karena tidak ada restoran yang menarik untuk makan siang di sekitar Ueno. Lagi-lagi bermodal Google Map, saya mencari CoCo Ichibanya Curry House Halal yang letaknya tidak jauh dari exit Stasiun Akihabara.


(Baca: Budget Traveling ke Jepang)

Warna hijau putih CoCo Ichibanya terlihat mencolok dibandingkan dengan deretan ruko lainnya. Warna dominan hijau ini menjadi ciri khas yang membedakan CoCo Ichibanya Curry House Halal dengan outlet CoCo Ichibanya lainnya, yang didominasi warna kuning.




Daftar menu dan dummy makanan terpampang di dekat pintu masuk. Ketika saya masuk ke dalam, restorannya terbilang kecil. Hanya ada meja memanjang dan kursi tinggi, mirip dengan konsep sushi bar Sushi Tei. Teko berisi ocha dingin sudah tersaji di meja, lagi-lagi gratis lho! Kelebihan CoCo Ichibanya Halal ini terletak pada colokan yang tersedia di meja. Jarang sekali restoran atau kafe di Tokyo menyediakan colokan.

Pelayannya mbak berhijab yang ternyata orang Malaysia, awalnya saya kira orang Jepang. Tetapi, ketika ada turis Malaysia datang setelah saya, dia mampu berkomunikasi fasih bahasa Melayu. Saya memesan Chicken Cutlet Curry (JPY950) dengan porsi nasi dan level pedas standar dan Green Salad (JPY190). Kita bisa menentukan sendiri porsi nasi dan tingkat kepedasan sajian CoCo Ichibanya.


Ada beberapa DM yang masuk ketika saya post IG story bersantap di CoCo Ichibanya Curry House Halal, umumnya bertanya rasa kari dan perbedaan dengan CoCo Ichibanya di Jakarta. Jujur, rasa karinya cenderung mild, kurang “berani bumbu” seperti di Indonesia tetapi chicken cutlet-nya empuk, tidak terlalu berminyak, dan porsinya besar. 

Ini jaringan yang sama dengan CoCo Ichibanya di Indonesia namun sudah mengantongi sertifikasi halal. Saya lebih suka sajian CoCo Ichibanya di Indonesia ketimbang yang asli di Jepang.

CoCo Ichibanya Curry House Halal
〒101-0023 Tokyo, Chiyoda City, Kanda Matsunagacho,
16 内尾松永ビル1F


Jangan lupa ikutan GIVEAWAY Oleh-oleh dari Jepang ya! Intip caranya di sini.



7 comments:

  1. Gyukatsunya menggoda banget, tp dagingnya setengah matang gitu ya mbak, aku lebih suka daging yg matang, kalau bisa malah agak gosong dikit hahaha

    ReplyDelete
  2. astagaaaa... jadi pengen....

    dan sumpah demi apa, aku iri banget kakak ke jepang....
    aku pengen banget kesana....

    uuuhhh,,,

    ReplyDelete
  3. AAAAK jadi makin pengen ke Jepang >.<

    ReplyDelete
  4. paling seneng baca postingan travelling tu gini hahahaa berasa ikutan liburan akunya :)

    ReplyDelete
  5. aggghhh aku kangen jepang lg... ga sabar thn depan balik kesana :D... kmrn itu aku ga eksplor tokyo memang.. makanya bbrp kulinernya ga aku coba.. pdhl udh lama ada di wishlist... yg gyukatsu pgn banget itu mbaaaa... sukses bikin kriuk2 baca ini pagi2 :D

    ReplyDelete
  6. Aaaa... curry!

    Dari dulu aku & pak suami penasaran banget rasanya curry asli Jepang sana, soalnya kami suka banget makan curry di sini. Tapi ternyata tetep tipikal masakan Asia Timur ya mbak, lebih "tipis"/mild rasanya dibanding masakan sini hahaha

    Itu antrean 10 orang bener nggak ada 30 menit mbak?

    Elok banget, klo di Indonesia mah pengunjungnya duduk santai dulu, ngabisin minum pelan2, habis itu ngerokok dulu. Nggak selesai2 hahaha

    ReplyDelete
  7. Seumur-umur belum pernah makan Gyukatsu. Ngiler :’

    ReplyDelete

Halo, terima kasih sudah mampir dan membaca. Silakan tinggalkan komentar pada kolom comment di bawah. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus.