Thursday, October 5, 2017

Tips Menggunakan Uang Elektronik di Tol


Ribut-ribut implementasi penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran jalan bebas hambatan berhasil menarik perhatian saya. Saya tergelitik ingin membagikan tips menggunakan uang elektronik di tol berdasarkan pengalaman pribadi.

Saya termasuk yang setuju penggunaan uang elektronik untuk pengemudi yang mengakses jalan tol. Soalnya, Indonesia termasuk ketinggalan mengimplementasikan uang elektronik sebagai alat transaksi resmi jalan bebas hambatan dibandingkan dengan Malaysia.

Saat saya diundang liputan oleh pengelola jalan tol di Malaysia, PLUS Expressways Berhad (semacam Jasa Marga-nya Malaysia) pada November 2011, saya diajak jalan-jalan ke jalan tol yang dikelola oleh PLUS. 

(Baca: 7 Fitur Unggulan Suzuki IGNIS)

PLUS Expressway adalah salah satu pemegang saham PT Lintas Marga Sedaya, perusahaan yang membangun konstruksi ruas jalan tol Cikampek-Palimanan (Tol Cipali).

Ketika itu, sebagian jalan tol yang dikelola PLUS sudah tidak menerima transaksi dengan uang tunai melainkan menggunakan sejenis On Board Unit (OBU) yang disebut SmartTAG yang terpasang pada dashboard mobil. Jadi, mobil tidak perlu berhenti di gerbang tol, lanjut saja melintas karena transaksi pembayaran tol terekam melalui sensor SmartTAG.

Selain itu, PLUS juga telah memberlakukan uang elektronik berbentuk kartu Touch 'n Go (TnG smart card) sebagai sistem pembayaran elektronik jalan tol, serupa dengan e-money.

Saya takjub sekali dengan kecanggihan sistem yang diberlakukan PLUS karena berhasil mengurangi antrian pembayaran di gerbang tol. Namun, kalau tidak salah, nggak berapa lama Bank Mandiri juga meluncurkan OBU sebagai alat pembayaran tol di Indonesia.

Berdasarkan berita The Star Online, PLUS Expressways resmi memberlakukan transaksi elektronik di seluruh ruas tol yang dikelola per 26 April 2017 lalu. Nah, Indonesia tertinggal kan untuk urusan uang elektronik buat bayar tol ini?

Sejak PT Jasa Marga Tbk. memberlakukan uang elektronik sebagai alat pembayaran resmi jalan tol mulai bulan ini, saya mau share tips menggunakan uang elektronik (Mandiri e-money, BRIzzi, BCA Flazz, BNI TapCash, dan BTN Blink) saat akan mengakses jalan tol.

1. Simpan struk bukti top up
Saat menambah saldo uang elektronik, mesin EDC atau ATM akan mengeluarkan struk bukti transaksi yang mencetak total saldo yang terdapat pada uang elektronik. Struk ini perlu disimpan sebagai antisipasi terjadi kendala teknis, misalnya saldo yang tidak kunjung bertambah setelah top up. Kita bisa melaporkan kendala ini ke bank terkait dengan dukungan bukti transaksi top up.

2. Cermati biaya yang dipotong dan sisa saldo saat melintasi gerbang tol
Selalu biasakan mencermati dan mengingat besaran saldo yang dipotong dan sisa saldo uang elektronik. Saya sering kali lupa mengingat sisa saldo saat akan memasuki gardu tol otomatis (GTO) atau pintu halte TransJakarta.

Jika saya ragu akan sisa saldo uang elektronik, saya cenderung memilih mengantri di gardu tol tunai. Namun, hal tersebut mustahil dilakukan saat uang tunai sudah tidak berlaku sebagai alat pembayaran. Saya pun harus membiasakan diri mengingat jumlah saldo uang elektronik guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan saat mengakses jalan bebas hambatan di Jabodetabek.


(Baca: The Sandwich Generation)

3. Siapkan uang elektronik cadangan
Tips yang ini tentu akan membuat kita mengeluarkan dana ekstra. Ini mengantisipasi jika kita lupa membawa uang elektronik, kehabisan saldo saat sudah di depan gerbang tol atau kendala teknis (jaringan bank A down misalnya).

Saya menyarankan uang elektronik cadangan disimpan di dompet atau area yang tidak mencolok di dalam mobil. Biasanya nih, saya sering lupa memindahkan uang elektronik, yang sehari-hari disimpan pada plastik ID card kantor, ke dompet ketika weekend tiba.

4. Top up sesuai kebutuhan
Tips ini supaya mencegah rasa kehilangan yang mendalam jika uang elektronik hilang. Nyesek banget kartu seukuran kartu ATM ini hilang atau tercecer padahal saldonya masih banyak. Saya pernah kehilangan uang elektronik yang bersaldo Rp200 ribu. Ouch!

Saran saya sih, nilai saldo yang harus disimpan sesuai dengan biaya transportasi sehari-hari dikalikan tujuh (sesuai jumlah hari dalam sepekan). Hitungannya mencakup biaya tol pulang-pergi. 


5. Kenali dan hapalkan ruas tol yang wajib menggunakan uang elektronik
Ini berlaku buat orang yang tidak tinggal di Jabodetabek namun penuh percaya diri masuk jalan tol dan mengantri di GTO. Kejadian ini saya alami saat libur lebaran tahun ini di jalur tol dalam kota.

Mobil yang mengantri di depan mobil kami bertransaksi cukup lama di depan mesin uang elektronik. Saya curiga mobil yang berplat BE ini tidak memiliki uang elektronik namun mengantri di jalur GTO. Benar saja, ada petugas tol menghampiri mobil tersebut kemudian berjalan ke arah mobil kami.

Dia meminta tolong untuk meminjamkan uang elektronik karena mobil di depan mobil kami tidak punya. Saya pinjamkan dan petugas mengembalikan uang elektronik bersama uang tunai Rp10 ribu (dari pengemudi mobil tersebut) sebagai pengganti saldo.

Oleh karena itu, siapapun yang tidak terbiasa mengakses jalan tol di Jabodetabek, tetap harus memiliki uang elektronik jika sewaktu-waktu harus mengemudi melintasi jalan tol di Jabodetabek.

Semoga tips ini berguna, kalau ada yang mau sharing pengalamannya, silakan di kolom komen ya!




7 comments:

  1. iya aq juga setuju nih mbak dengan penggunaan uang elektronik di tol, praktis sih kalo menurut aq dan gak ada cerita petugas kurang kasih kembalian (teman aq yg ngalamin)

    ReplyDelete
  2. Bulan lalu pas lewat toll Gempol Surabaya, ditawari kartu elektronik BCA, tapi karena saya ga punya akun di BCA lagi, jadi ga jadi beli, sekarang bingung mau pake apa ya .. apa semua bank menyediakan atau bank-bank tertentu ?

    ReplyDelete
  3. teringatnya, pegawai yang biasa di pintu tol di kemanakan ya mbak? kan mereka banyak tuh, bayangkan aja ribuan mungkin,

    ReplyDelete
  4. masih suka lupa masuk ke ruas yg manual hahahah

    ReplyDelete
  5. Yang paling ngeri emang saldo pas nge-tap, takut kurang. Aku kalo masuk tol selalu pake e money. Trus kalo saldonya udah 50.000 mendingan segera diisi daripada lupa trus malah tengsin sendiri.

    ReplyDelete
  6. eh itu kenapa dapat kartunya yang edisi luluc gitu, mauuu

    ReplyDelete
  7. Uh... itu ilang kartu isi 200rb mayan #glegh jg ya mbaa.. aku sengaja cari kartu etol yg sama dengan bank aku, biar ngisinya gampang. Etol/uang elektronik emang harusnya punya lbh dari satu, jaga2 aja yg satu abis or ngga bisa dipake biar ngga bikin ngantri & kesel mobil2 dibelakangnya :D

    ReplyDelete

Halo, terima kasih sudah mampir dan membaca. Silakan tinggalkan komentar pada kolom comment di bawah. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus.